Pages

Rabu, 11 November 2015

Tugas 2 Teori Organisasi Umum

A. PENGERTIAN DAN ARTI PENTING KOMUNIKASI

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.
Komunikasi bukan cuma terkait dengan bagaimana cara menggunakan bahasa tapi sangat terkait juga dalam menyampaikan pesan dalam bentuk yang lainnya seperti tatapan mata, gesture tubuh, serta mungkin intonasi.
Komunikasi itu penting, semua orang tahu, karena ini merupakan basic instinct dari setiap makhluk hidup. Setiap makhluk punya cara komunikasi masing-masing, setiap manusia pun tak lepas dari cara dia melakukan komunikasi. Kita tak bisa membeda-bedakan bahasa, suku, adat, kebiasaan, tradisi maupun agama karena pada dasarnya berkomunikasi, menyampaikan pesan itu asal dilakukan dengan baik dan benar, serta dalam keadaan saling terbuka, fikiran jernih tanpa sentimen dan perasaan negatif, pasti maksud yang ingin disampaikan dapat diterima.

B. JENIS DAN PROSES KOMUNIKASI

Jenis-jenis Komunikasi, yaitu :
1.Komunikasi Intrapribadi :
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalahkomunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Misalnyaberpikir.
2.Komunikasi Antarpribadi :
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yangmemungkinkan respon verbal maupun nonverbal berlangsung secara langsung. Bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu,misalnya suami- istri, dua sejawat, guru-murid. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah pihak- pihak yang berkomunikasi berada dalam jarakyang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerimapesan secara langsung dan simultan.
3.Komunikasi Kelompok (Kecil) :
Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang (small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuanbersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam komunikasi kelompok.
4.Komunikasi Publik :
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain. Ciri-ciri komunikasi publik adalah: berlangsung lebih formal;menuntut persiapan pesan yang cermat, menuntut kemampuanmenghadapi sejumlah besar orang; komunikasi cenderung pasif; terjadi di tempat umum yang dihadiri sejumlah orang; merupakan peristiwayang direncanakan; dan ada orang-orang yang ditunjuk secara khususmelakukan fungsi-fungsi tertentu.
5.Komunikasi Organisasi :
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi publik tergantung kebutuhan.
6.Komunikasi Massa :
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yangmenggunakan media massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim, dan heterogen. Pesan- pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat dan selintas.
PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikanpesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proseskomunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusiadan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.

Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Penginterpretasian.
2. Penyandian.
3. Pengiriman.
4. Perjalanan.
5. Penerimaan.
6. Penyandian balik.
7. Penginterpretasian.

C. KOMUNIKASI EFEKTIF 

Pengertian
  •   Komunikasi Efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.
  •      Komunikasi Efektif adalah saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan.

Tujuan dan Bentuk Komunikasi Efektif

  • Tujuannya adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang diberikan.
  • Bentuk komunikasi efektif :
1. Komunikasi verbal efektif :
  • Berlangsung secara timbal balik.
  • Makna pesan ringkas dan jelas.
  • Bahasa mudah dipahami.
  • Cara penyampaian mudah diterima.
  • Disampaikan secara tulus.
  • Mempunyai tujuan yang jelas.
  • Memperlihatkan norma yang berlaku.
  • Disertai dengan humor. 
2. Komunikasi non verbal :
    Yang perlu di perhatikan dalam komunikasi non verbal adalah : 

  • Penampilan visik.
  • Sikap tubuh dan cara berjalan.
  • Ekspresi wajah.
  • Sentuhan

Unsur - unsur dalam membangun Komunikasi Efektif


  • Berhadapan. 
  • Mempertahankan kontak mata.
  • Membungkuk ke arah klien.
  • Mempertahankan sikap terbuka.
  • Tetap relax.

D. TEORI DAN ARTI KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan  adalah  kemampuan  yang  sanggup  meyakinkan  orang  lain  supaya bekerjasama dibawah  pimpinannya  sebagai  suatu  tim  untuk  mencapai  tujuan  tertentu.  Cara  alamiah  mempelajari kepemimpinan  adalah  ‘melakukannya  dalam  kerja’  dengan  praktik  seperti  pemagangan  pada  seorang seniman  ahli,  pengrajin,  atau  praktisi.  Dalam  hubungan  ini  sang  akhil  diharapkan  sebagai  bagian  dari perannya  memberikan  pengajaran/intruksi.
Teori  kepemimpinan  dalam  organisasi  telah  berevolusi  dari  waktu  ke  waktu  ke  dalam  berbagai jenis  dan  merupakan  dasar  terbentuknya  suatu  kepemimpinan.  Setiap  teori  menyediakan  gaya  yang efektif  dalam  organisasi.  Banyak  penelitian  manajemen  telah  menemukan  solusi  kepemimpinan  yang sempurna.  Hal  ini  menganalisis  sebagian  besar  teori  terkemuka  dan  mengeksplorasinya.  Dalam  teori kepemimpinan,  ada  beberapa  macam  teori  di  antaranya:
1. Great  Man  Theory
Teori  ini  mengatakan  bahwa  pemimpin  besar  (great  leader)  dilahirkan,  bukan  dibuat  (leader  are born,  not  made).  Dilandasi  oleh  keyakinan  bahwa  pemimpin  merupakan  orang yang  memiliki  sifat-sifat luar  biasa  dan  dilahirkan  dengan  kualitas  istimewa  yang  dibawa  sejak  lahir  dan  ditakdirkan  menjadi seorang  pemimpin  di  berbagai  macam  organisasi.  Orang  yang  memiliki  kualitas  dapat  dikatakan  orang yang  sukses  dan  disegani  oleh  bawahannya  serta  menjadi  pemimpin  besar.
Teori  great  man didasarkan  pada  gagasan  bahwa  setiap  kali  ada  kebutuhan  kepemimpinan,  maka  munculah  seorang manusia  yang  luar  biasa  dan  memecahkan  masalah.  Konsep  kepemimpinan  pada teori  ini  yang  disebut  orang  besar  adalah  atribut  tertentu  yang  melekat  pada  diri  pemimpin  atau  sifat personal,  yang  membedakan  antara  pemimpin  dan  pengikutnya.

2. Teori  Sifat
Teori  sifat  kepemimpinan  membedakan pada  pemimpin dari  mereka  yang bukan pemimpin dengan cara  berfokus  pada  berbagai  sifat  dan  karakteristik  pribadi  masing-masing.  Pada  teori  ini  bertolak  dari dasar  pemikiran  bahwa  keberhasilan  seorang  pemimpin  ditentukan  oleh  sifat-sifat  atau  ciri-ciri  yang dimilikinya.
Dalam  mencari ciri-ciri  kepemimpinan  yang  dapat  diukur,  para  peneliti  menggunakan  dua  pendekatan  yaitu  mereka berusaha  membandingkan  ciri-ciri  dari  dua  orang  yang  muncul  sebagai  pemimpin  dengan  ciri-ciri  yang tidak  demikian  dan  mereka  membandingkan ciri  pemimpin yang  efektif  dengan ciri-ciri  pemimpin  yang tidak  efektif.  Menurut  Ronggowarsito,  menjelaskan  bahwa  seorang  pemimpin  harus  memiliki  Hastabrata,  yaitu delapan  sifat  unggul  seorang  pemimpin  yang  dikaitkan  dengan  sifat-sifat  alam  di  antaranya:
a. Bagaikan  kartika  atau  bintang Menjadi  pusat  pandangan  sebagai  sumber  kesusilaan,  menjadi  kiblat  ketauladanan  dan    menjadi sumber  pedoman.
b. Bagaikan  meja  atau  awan Menciptakan  kewibawaan,  mengayomi  meneduhi  sehingga  semua  tindakan  menimbulkan ketaatan.
c. Bagaikan  bumi Teguh,  kokoh  pendiriannya  dan  bersahaja  dalam  ucapannya.
d. Bagaikan  samudra Luas  pandangan,  lebar  dadanya,  dan  dapat  membuat  rakyat  seiya  sekata.
e. Bagaikan  hagni  atau  api Adil,  menghukum  tanpa  memandang  bulu,  yang  salah  menjalankan  hukuman  dan  yang  baik mendapat  pahala. F. Bagaikan  bayu  atau  angin Adil,  jujur,  terbuka  dan  tidak  ragu-ragu.

3. Teori  Perilaku Teori  perilaku  disebut  juga  dengan  teori  sosial  dan  merupakan  sanggahan  terhadap  teori  great  man. Pemimpin  itu  harus  disiapkan,  dididik  dan  dibentuk  tidak  dilahirkan  begitu  saja  (leaders  are  made,  not born).  Setiap  orang  bisa  menjadi  pemimpin,  melalui  usaha  penyiapan  dan  pendidikan  serta  dorongan oleh  kemauan  sendiri. Dalam  hal  ini,  pemimpin  mempunyai  deskripsi  perilaku:
a.Konsiderasi  dan  struktur  inisiasi Perilaku  seorang  pemimpin  yang  cenderung  mementingkan  bawahan  memiliki  ciri-ciri  ramah tamah,  mau  berkonsultasi,  mendukung,  membela,  mendengarkan,  menerima  usul  dan  memikirkan kesejahteraan  bawahan  serta  memperlakukannya  setingkat  dirinya.
b. Berorientasi  kepada  bawahan  dan  produksi Perilaku  pemimpin  yang  berorientasi  yang  berorientasi  kepada  bawahannya  ditandai  oleh penekanan pada  hubungan atasan-bawahan,  perhatian pribadi pemimpin pada  pemuasan kebutuhan bawahan  serta  menerima  perbedaan  kepribadian,  kemampuan  dan  perilaku  bawahan.

4. Teori  Kepemimpinan  Situasional
Teori  kepemimpinan  situasional  adalah  suatu  pendekatan  terhadap  kepemimpinan  yang menganjurkan  pemimpin  untuk  memahami  perilaku  bawahan,  dan  situasi  sebelum  menggunakan perilaku  kepemimpinan  tertentu.  Pendekatan  ini  menghendaki  pemimpin  untuk  memiliki  kemampuan diagnosa  dalam  hubungan  antara  manusia  (Monica,  1998).  Dalam  teori  ini  dijelaskan  bahwa  seorang  pemimpin  memilih  tindakan  terbaik  berdasarkan variabel  situasional.Seorang  pemimpin  yang  efektif  dalam  teori  ini  harus  bisa  memahami  dinamika  situasi  dan menyesuaikan  kemampuannya  dengan  dinamika  situasi  yang  ada.
Dengan  demikian  berkembanglah  berbagai  macam  model-model  kepemimpinan  di  antaranya:
a. Model  Kontinuum  Otokratik-Demokratik
Gaya  dan  perilaku  kepemimpinan  tertentu  selain  berhubungan  dengan  situasi  dan  kondisi  yang dihadapi,  juga  berkaitan  dengan  fungsi  kepemimpinan  yang  harus  diselenggarakan. Contoh,  dalam  hal  pengambilan  keputusan,  pemimpin  bergaya  otokratik  akan  mengambil keputusan  sendiri.
b. Model  Interaksi  Atasan-Bawahan
Menurut  model  ini,  efektivitas  kepemimpinan  seseorang  tergantung  pada  interaksi  yang  terjadi antara  pemimpin  dan  bawahannya  dan  sejauh  mana  interaksi  tersebut  mempengaruhi  perilaku pemimpin  yang  bersangkutan.
c. Model  Situasional
Model  ini  menekankan  bahwa  efektivitas  kepemimpinan  seseorang  tergantung  pada  pemilihan gaya  kepemimpinan  yang  tepat  untuk  menghadapi  situasi  tertentu  dan  tingkat  kematangan  jiwa bawahan.
d. Model  Jalan-Tujuan
Seorang  pemimpin  yang  efektif  menurut  model  ini  adalah  pemimpin  yang  mampu  menunjukkan jalan  yang  dapat  ditempuh  bawahan.
e. Model  Pimpinan-Peran
Perilaku  pemimpin  perlu  disesuaikan  dengan  struktur  tugas  yang  harus  diselesaikan oleh  bawahannya.

5. Teori  Kepemimpinan  Karismatik
Dalam  teori  ini  para  pengikut  memiliki  keyakinan  bahwa  pemimpin  mereka  diakui  memiliki kemampuan  yang  luar  biasa.  Kemampuan  mempengaruhi  pengikut  bukan  berdasarkan  pada  tradisi  atau otoritas  formal  tetapi  lebih  pada  persepsi  pengikut  bahwa  pemimpin diberkati  dengan bakat  supranatural dan  kekuatan  yang  luar  biasa.
Para  pemimpin  akan  lebih  dipandang  sebagai  karismatik  jika mereka  membuat  pengorbanan  diri,  mengambil  resiko  pribadi  dan  mendatangkan  biaya  tinggi  untuk mencapai  visi  yang  mereka  dukung.
Konsep  karismatik  menurut  Weber  (1947),  konsep  yang  lebih  ditekankan  kepada  kemampuan pemimpin  yang  memiliki  kekuatan  luar  biasa  dan  mistis.  Menurutnya,  ada  lima  faktor  yang  muncul bersamaan  dengan  kekuasaan  yang  karismatik  yaitu:
a. Adanya  seseorang  yang  memiliki  bakat  luar  biasa
b.Adanya  krisis  sosial
c.Adanya  sejumlah  ide  yang  radikal  untuk  memecahkan  krisis  tersebut
d.Adanya  sejumlah  pengikut  yang  percaya  bahwa  seseorang  itu  memiliki  kemampuan  luar  biasa yang  bersifat  transendental  dan  supranatural,  serta
e.Adanya  bukti  yang  berulang  bahwa  apa  yang  dilakukan  itu  mengalami  kesuksesan.
Menurut saya arti penting dari sebuah kepemimpinan ialah seseorang yang berani dan sanggup bekerja sama dengan orang lain (orang banyak) dan berani memimpin orang banyak dalam sebuah tim. Memimpin orang banyak dalam sebuah tim ialah perannya sebagai pengajar atau instruksi bagi orang banyak.
Dalam hal ini di jelaskan beberapa teori dari kepemimpinan yaitu,
Menurut saya Teori great men teori yang menjelaskan seorang pemimpin yang mempunyai jiwa pemimpin besar dan seseorang yang memiliki kualitas pemimpin yang sangat bagus dalam menyelesaikan masalah,maka dari itu dia dipilih sebagai pemimpin. Pemimpin yang berasal dari kalangan atas yang telah dipilih menjadi seorang pemimpin dan memegang gelar secara turun menurun. Itulah penjelasan dari teori great men teori.
Teori sifat menjelaskan bahwa seorang pemimpin yang berasal bukan dari pemimpin melainkan seorang pemimpin yang memiliki jiwa dan sifat yang mampu berkerja sama dalam tim dan memimpin sebuah tim nya untuk menyelesaikan sebuah masalah yang besar. Untuk teori perilaku menjelaskan bahwa seorang pemimpin yang memiliki perilaku yang bagus yang terlahir dengan sendirinya. Untuk teori kepemimpinan situasional merupakan pemimpin yang memiliki dan memahami perilaku bawahannya dan seorang pemimpin yang efektif. Sedangkan teori pemimpin karismatik merupakan seorang pemimpin yang telah diakui sebagai pemimpin yang memiliki kemampuan yang luar biasa, dan tidak dimiliki oleh pemimpin lainnya.

E. TIPOLOGI KEPEMIMPINAN

Banyak gaya yang dewasa ini digunakan untuk menidentifikasikan tipe-tipe pemimpin. Salah satu tipologi yang umum dikenal ialah yang menyatakan bahwa para pejabat pimpinan pada dasarnya dikategorikan lima tipe, yaitu :
1 Tipe Otokratik
Dalam hal ini pengambilan keputusan seorang manajer yang otoratik akan bertindak sendiri dan memberitahukan kepada bawahannya bahwa ia telah mengambil keputusan tertentu dan para bawahannnya itu hanya berperan sebagai pelaksana karena mereka tidak dilibatkan sama sekali dalam proses pengambilan keputusan. Dalam memelihara hubungan dengan para bawahannnya, manajer yang otokratik biasanya menggunakan penedekatan formal berdasarkan kedudukan dan statusnya. Seorang pemimpin yang bergaya otokratik biasanya berorientasi pada kekuasaan, bukan berorintasi relasional. Dapat disimpulkan bahwa gaya otokratik bukan yang didambakan oleh para bawahan dalam mengelola suatu organisasi karena unsur manusia sering diabaikan.

2 Tipe Paternalistik
Seorang pemimpin yang paternalistik dalam menjalankan organisasi menunjukkan kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut :
1. Dalam hal pengambilan keputusan kecendrungannya ialah menggunakan cara mengambil keputusan sendiri, kemudian menjual kepada para bawahannya tanpa melibatkan para bawahan dalam pengambilan keputusan.
2. Hubungan dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak.
3. Dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya, pada umumnya bertindak atas dasar pemikiran kebutuhan fisik para bawahannya sudah terpenuhi. Apabila sudah terpenuhi maka para bawahan akan mencurahkan perhatian pada pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Orientasi kepemimpinan dengan gaya paternalistik ditujukan pada dua hal, yaitu penyelesaian tugas dan terpeliharanya hubungan baik dengan para bawahannya sebagaimana seorang bapak akan selalu berusaha memelihara hubungan yang serasi dengan anak-anaknya.
3 Tipe Kharismatik 
Pemahaman yang lebih mendalam tentang kepemimpinan yang bersifat kharismatik menunjukan bahwa sepanjang persepsi yang dimilikinya tentang keseimbangan antara Pelaksanaan tugas dan pemeliharaan hubungan dengan para bawahan seorang pemimpin kharismatik nampaknya memberikan penekanan pada dua hal tersebut, artinya ia berusaha agar tugas-tugasnya terselenggara dengan sebaik-baiknya dan sekaligus memberikan kesan bahwa pemeliharaan hubungan dengan para bawahan didasarkan pada relasional dan bukan orientasi kekuasaan.
4 Tipe Laissez Faire
Persepsi pimpinan yang Laissez Faire tentang pentingnya pemeliharaan keseimbangan antara orientasi pelaksanaan tugas dan orientasi pemeliharaan hubungan sering terlihat bahwa aksentuasi diberikan pada hubungan ketimbang pada penyelaisan tugas. Titik tolak pemikiran yang digunakan ialah bahwa jika dalam organisasi terdapat hubungan yang intim antara seorang pemimpin dengan para bawahan, dengan sendirinya para bawahan itu akan terdorang kuat untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya secara bertanggung jawab. Masalahnya terletak pada persepsi pimpinan yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu yang tidak sesuai dengan sifat dasar manusia.
5 Tipe Demoktarik 
Pandangan yang dominan tentang tipe kepemimpinan yang demokratik yang dipandang paling ideal. Meskipun tidak ada jaminan bahwa organisasi akan berjalan mulus. Pada umumnya didasari bahwa adanya biaya yang harus dipikul oeleh organisasi dengan adanya kepemimpinan demokratik.
Ciri pemimpin yang demokratik dalam hal pengambilan keputusan tercermin pada tindakannya mengikutsertakan para bawahan dalam seluruh proses pengambilan keputusan. Pemeliharaan hubungan tipe demokratik biasanya memberikan penekanan kuat pada adanya hubungan yang serasi, dalam arti terpeliharanya keseimbangan antara hubungan yang formal dan informal. Seorang pemimpin yang demokratik cenderung memperlakukanbawahannya sebagai rekan kerja, juga menjaga keseimbangan antara orientasi penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional.

F. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PEMIMPIN

Keberhasilan atau kegagalan dari hasil kepemimpinan seseorang dapat diukur atau ditandai oleh empat hal, yaitu : moril, disiplin, jiwa korsa (esprit de corps), dan kecakapan.

1. Moril : moril adalah keadaan jiwa dan emosi seseorang yang mempengaruhi kemauan untuk melaksanakan tugas dan akan mempengaruhi hasil pelaksanaan tugas perorangan maupun organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi moril adalah : 1). kepemimpinan atasan. 2). kepercayaan dan keyakinan akan kebenaran. 3). penghargaan atas penyelesaian tugas. 4). solidaritas dan kebanggaan organisasi. 5). pendidikan dan latihan. 6). kesejahteraan dan rekreasi. 7). kesempatan untuk mengembangkan bakat. 8). struktur organisasi. 9). pengaruh dari luar.

2. Disiplin : disiplin adalah ketaatan tanpa ragu-ragu dan tulus ikhlas terhadap perintah atau petunjuk atasan serta peraturan yang berlaku. Disiplin yang terbaik adalah disiplin yang didasarkan oleh disiplin pribadi. Cara-cara untuk memelihara dan meningkat disiplin : 1). Menetapkan peraturan kedinasan secara jelas dan tegas. 2). Menentukan tingkat dan ukuran kemampuan. 3). Bersikap loyal. 4). Menciptakan kegiatan atas dasar persaingan yang sehat. 5). Menyelenggarakan komunikasi secara terbuka. 6). Menghilangkan hal-hal yang dapat membuat bawahan tersinggung, kecewa dan frustasi. 7). Menganalisa peraturan dan kebijaksanaan yang berlaku agar tetap mutakhir dan menghapus yang sudah tidak sesuai lagi. 8). Melaksanakan reward and punishment.

3. Jiwa korsa : jiwa korsa adalah loyalitas, kebanggan dan antusiasme yang tertanam pada anggota termasuk pimpinannya terhadap organisasinya. Dalam suatu organisasi yang mempunyai jiwa korsa yang tinggi, rasa ketidakpuasan bawahan dapat dipadamkan oleh semangat organisasi. Ciri jiwa korsa yang baik adalah : 1). Antusiasme dan rasa kebanggan segenap anggota terhadap organisasinya. 2). Reputasi yang baik terhadap organisasi lain. 3). Semangat persaingan secara sehat dan bermutu. 4). Adanya kemauan anggota untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan. 5). Kesediaan anggota untuk saling menolong.

4. Kecakapan : kecakapan adalah kepandaian melaksanakan tugas dengan hasil yang baik dalam waktu yang singkat dengan menggunakan tenaga dan sarana yang seefisien mungkin serta berlangsung dengan tertib. Pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki pimpinan dapat diperoleh dari pendidikan, pelatihan, inisiatif dan pengembangan pribadi serta pengalaman tugas.
Setiap pemimpin perlu menentukan corak dan gaya kepemimpinannya agar nampak seni kepemimpinannya dalam memimpin. Corak dan gaya kepemimpinan dapat terlihat dari sikap pemimpin, yaitu sebagai : Pemimpin, Guru, Pembina, Bapak dan Teman Seperjuangan.

  1. Sebagai Pemimpin. Pemimpin harus mampu memberikan bimbingan/tuntunan yang diperlukan serta senantiasa menjadi contoh dan teladan dalamperkataan, perbuatan, menimbulkan dan memelihara kewibawaan serta mampu melahirkan Pemimpin baru.
  2. Sebagai Guru. Pemimpin harus berusaha meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan anggotanya baik perorangan maupun dalam hubungan kelompok. Memiliki kesabaran dan ketenangan dalam mendidik dan melatih.
  3. Sebagai Pembina. Pemimpin senantiasa berusaha agar organisasi dalam melaksanakan tugasnya selalu berhasil guna dan berdaya guna. Dalam usaha pembinaan selalu diarahkan kepada peningkatan dan pemeliharaan unsur personil, materil dan kemampuan operasionalnya. Selain itu pemimpin harus menguasai makna fungsi pembinaan yang meliputi perencanaan, penyusunan, pengarahan dan pengawasan.
  4. Sebagai Bapak. Pemimpin harus berperilaku sederhana, mengenal setiap anggota bawahan, bersikap terbuka dan ramah, mengayomi, bijaksana tetapi tegas, adil, mendorong dan berusaha meningkatkan kesejahteraan anggota bawahan baik materiel maupun spirituil.
  5. Sebagai Teman Seperjuangan. Dalam keadaan suka dan duka, pemimpin dan bawahan merasa senasib sepenanggungan dan saling membantu, serta bersedia berkorban demi kepentingan bersama.
KESIMPULAN
    menurut saya penting untuk sebuah komunikasi pada setiap manusia. apalagi untuk seorang pemimpin. setiap pemimpin wajib saling berkomunikasi dengan bawahannya agar mengetahui tugas apa saja yg telah diberikan oleh pemimpin. setiap pemimpin memiliki sifat masing - masing kepemimpinan. tidak semuanya sama. tergantung dari siapa yang memimpinnya. 

    0 komentar:

    Posting Komentar