Pages

Rabu, 18 Oktober 2017

Contoh Kasus COBIT

COBIT



Sejarah Cobit
Cobit merupakan sebuah framework yang dikembangkan oleh ISACA ( Information Systems Audit and Control Association ). Berikut perjalan waktu perkembangan Cobit :
1.    1996 : ISACA (Information Systems Audit and Control Association ) merilis sebuah rangkaian alat pengendalian objektif untuk aplikasi bisnis, yaitu COBIT 1.0.
2.    1998 : COBIT 2.0 rilis yang dilengkapi dengan rangkaian alat implementasi dan pengendalian objektif level tinggi yang detail.
3.    2000 : COBIT 3.0 dirilis dengan menyertakan panduan bagi manajemen.
4.    2002 : Sarbanes – Oxley Act ditetapkan sebagai peraturan atau hukum foderal Amerika yang memberikan dampak pada meningkatnya penggunaan COBIT di Amerika.
5.    2003 : Muncul versi online dari COBIT.
6.    2005 : COBIT 4.0 rilis
7.    2007 : COBIT 4.1 rilis

8.    2012 : COBIT 5.0 rilis, merupakan integrasi dari COBIT 4.1, Val IT 2.0 dan Risk IT frameworks, dan juga menghilangkan secara signifikan terkait bisnis model untuk informasi keamanan dan ITAF. Kemudian pada bulan desember dirilis tambahan ( add – on ) dokumen terkait informasi keamanan.
9.    2013 : Rilis add – on kedua untuk COBIT 5.0 untuk asuransi.

Pengertian Cobit
COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) merupakan audit sistem informasi dan dasar pengendalian yang dibuat oleh Information Systems Audit and Control Association (ISACA) dan IT Governance Institute (ITGI) pada tahun 1992.
            Cobit adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna ( user ), dan manajemen, untuk menjembatani gap antara risiko bisnis, kebutuhan control dan masalah – masalah teknis IT.
COBIT bisa diartikan sebagai tujuan pengendalian informasi dan teknologi terkait dan merupakan standar pengendalian terhadap teknologi informasi yang dikembangkan dan dipromosikan oleh IT Governance Istetute.
Pedoman COBIT memungkinkan perusahaan untuk mengimplementasikan pengelolah TI secara efektif dan pada dasarnya dapat diterapkan di seluruh organisasi. Khususnya, komponen manajemen COBIT yang berisi sebuah respon kerangka kerja untuk kebutuhan manajemen bagi pengukuran dan pengendalian TI dengan menyediakan alat-alat untuk menilai dan mengukur kemampuan TI perusahaan untuk 34 proses TI.
COBIT Framework adalah standar kontrol yang umum terhadap teknologi informasi, dengan memberikan kerangka kerja dan kontrol terhadap teknologi informasi yang dapat diterima dan diterapkan secara internasional.

Maksud dari Cobit
Maksud utama dari COBIT :
1.    Menyediakan kebijakan yang jelas dan praktik – praktik yang baik untuk IT governance dalam organisasi tingkatan dunia.
2.    Membantu senior management memahami dan memanage resiko – resiko terkait dengan TI. Cobit melaksanakannya dengan menyediakan satu kerangka IT governance dan petunjuk control objective rinci untuk management, pemilik proses business, users, dan auditors.

Kerangka Kerja Cobit
COBIT menyediakan referensi best business practices yang mencakup keseluruhan proses bisnis perusahaan dan memaparkannya dalam struktur aktivitas-aktivitas logis yang dapat dikelola serta dikendalikan secara efektif.

Secara keseluruhan konsep framework COBIT dapat dilihat dari 3 sudut pandang, yaitu:
1.    Kriteria Informasi
2.    Sumber daya TI
3.    Proses TI

1.    Kriteria Informasi
Untuk memenuhi tujuan bisnis, informasi perlu memenuhi kriteria tertentu, adapun 7 kriteria informasi yang menjadi perhatian COBIT, yaitu sebagai berikut:
1)        Effectiveness (Efektivitas). Informasi yang diperoleh harus relevan dan berkaitan dengan proses bisnis, konsisten dapat dipercaya, dan tepat waktu.
2)        Effeciency (Efisiensi). Penyediaan informasi melalui penggunaan sumber daya (yang paling produktif dan ekonomis) yang optimal.
3)        Confidentially (Kerahasiaan). Berkaitan dengan proteksi pada informasi penting dari pihak-pihak yang tidak memiliki hak otorisasi/tidak berwenang.
4)        Intergrity (Integritas). Berkaitan dengan keakuratan dan kelengkapan data/informasi dan tingkat validitas yang sesuai dengan ekspetasi dan nilai bisnis.
5)        Availability (Ketersediaan). Fokus terhadap ketersediaan data/informasi ketika diperlukan dalam proses bisnis, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Ini juga terkait dengan pengamanan atas sumber daya yang diperlukan dan terkait.
6)        Compliance (Kepatuhan). Pemenuhan data/informasi yang sesuai dengan ketentuan hukum, peraturan, dan rencana perjanjian/kontrak untuk proses bisnis.
7)        Reliability (Handal). Fokus pada pemberian informasi yang tepat bagi manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dan pemenuhan kewajiban mereka untuk membuat laporan keuangan.

2.    Sumber daya TI
Sumber daya TI ialah sumber daya yang berkaitan dengan teknologi informasi. Adapaun sumber daya yang terdapat dalam COBIT meliputi:
Ø Organizations – People
Ø Application System
Ø Technologies
Ø Facilities
Ø Data


Domain Cobit
Kerangka kerja COBIT terdiri dari pengendalian tingkat tinggi pada sasaran hasil keseluruhan struktur klasifikasinya. Dasar teori untuk klasifikasi adalah 3 tingkatan usaha pengaturan TI yang menyangkut manajemen sumber daya TI. Mulai dari dasar adalah aktivitas dan tugas yang diperluaskan untuk mencapai hasil yang terukur.
Kemudian proses adalah menggambarkan 1 lapisan atas serangkaian tugas atau aktivitas yang dihubungkan dengan perubahan (pengendalian). Ditingkatan yang paling tinggi, proses secara alami dikelompokkan bersama-sama ke dalam domain.
Pengelompokkan ini sering ditetapkan sebagai tanggung jawab dalam struktur organisasi dan sejalan dengan siklus manajemen atau siklus hidup yang digunakan pada proses TI.
Agar supaya informasi yang tersedia memenuhi tujuan dari organisasi, sumber daya TI memerlukan pengaturan untuk proses TI menjadi beberapa group proses. Masing-masing group proses diberi nama Domain. Setiap domain terdiri dari beberapa proses. Secara garis besar, COBIT framework terdiri atas 4 domain utama, yaitu :

1.    Planning and Organization (PO)
Secara umum domain ini meliputi strategi dan taktik, serta identifikasi bagaimana TI dapat berkontribusi terhadap pencapaian sasaran bisnis. Domain ini dibagi ke dalam 10 fase dalam prosesnya, yaitu:
1)   PO1 : Mendefinisikan rencana strategis TI
2)   PO2 : Mendefinisikan arsitektur informasi
3)   PO3 : Menentukan arahan teknologi
4)   PO4 : Mendefinisikan proses TI, organisasi dan keterhubungannya
5)   PO5 : Mengelola investasi TI
6)   PO6 : Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen
7)   PO7 : Mengelola sumber daya TI
8)   PO8 : Mengelola kualitas
9)   PO9 : Menaksir dan mengelola resiko TI
10)    PO10 : Mengelola proyek

2.    Acquire adn Implement (AI)
Domain ini menggambarkan bagaimana perubahan dan pemeliharaan dari sistem yang ada selaras dengan sasaran bisnis. Domain AI terbagi menjadi tujuh proses TI yang dapat dilihat pada tabel berikut:
1)   AI1 : Mengidentifikasi Solusi Otomatis
2)   AI2 : Memperoleh dan Memelihara Software Aplikasi
3)   AI3 : Memperoleh dan Memelihara Infrastruktur Teknologi
4)   AI4 : Memungkinkan Operasional dan Penggunaan
5)   AI5 : Memenuhi Sumber Daya TI
6)   AI6 : Mengelola Perubahan
7)   AI7 : Instalasi dan Akreditasi Solusi beserta Perubahannya

3.    Deliver and Support (DS)
Domain ini mencakup penyampaian hasil aktual dari layanan yang diminta, termasuk pengelolaan kelancaran dan keamanan, dukungan layanan terhadap pengguna serta pengelolaan data dan operasional fasilitas, yang meliputi:
1)   DS1: Mengidentifikasi dan Mengelola Tingkat Layanan
2)   DS2: Mengelola Layanan Pihak Ketiga
3)   DS3: Mengelola Kinerja dan Kapasitas
4)   DS4: Memastikan Layanan yang Berkelanjutan
5)   DS5: Memastikan Keamanan Sistem
6)   DS6:  Mengidentifikasi dan Mengalokasikan Biaya
7)   DS7: Mendidik dan Melatih Pengguna
8)   DS8: Mengelola service desk
9)   DS9: Mengelola Konfigurasi
10)    DS10: Mengelola Permasalahan
11)    DS11: Mengelola Data
12)    DS12: Mengelola Lingkungan Fisik
13)    DS13: Mengelola Operasi

4.    Monitor and Evalute (ME)
Domain ini terkait dengan kinerja manajemen, kontrol internal, pemenuhan terhadap aturan serta menyediakan tata kelola. Fungsi doman ini sendiri adalah untuk memastikan seluruh proses TI dapat dikontrol secara periodik yang bermaksud untuk menjaga kualitas dan pemenuhan kebutuhan pasar. Berbeda dari domain yang lain, ME hanya terdiri dari 4 proses TI, yaitu:
1)   ME1: Mengawasi dan Mengevaluasi Kinerja TI
2)   ME2: Mengawasi dan Mengevaluasi Kontrol Internal
3)   ME3: Memastikan Pemenuhan terhadap Kebutuhan Eksternal
4)   ME4: Menyediakan Tata Kelola TI

Contoh Kasus
Domain : Deliver and Support
Kasus : SIM – BL di Unit CDC PT. Telkom Pusat. Tbk

Deliver, Service and Support (DSS)
Deliver, Service, and Support yang biasa dikenal dengan singkatan DSS merupakan salah satu domain di framework COBIT 5. Domain ini merupakan perluasan dari domain Deliver and Support (DS) pada versi COBIT sebelumnya, yakni COBIT 4.1. Domain DSS menitikberatkan pada proses pelayanan TI dan dukungan teknisnya yang meliputi hal keamanan sistem, kesinambungan layanan, pelatihan, dan pengelolaan data yang sedang berjalan.
Sementara fokus domain DSS pada COBIT 5 yakni pada aspek pengiriman teknologi informasi, proses, dan dukungan yang memungkinkan untuk pelaksanaan sistem TI yang efektif dan efisien. Domain DSS terdiri dari 6 control objective, yakni sebagai berikut :
1)        DSS01 – Mengelola Operasi
2)        DSS02 – Mengelola Permintaan Layanan dan Insiden
3)        DSS03 – Mengelola Masalah
4)        DSS04 – Mengelola Keberlanjutan
5)        DSS05 – Mengelola Keamanan Layanan
6)        DSS06 – Mengelola Kontrol Proses Bisnis

Analisis Audit Sistem Informasi Berbasis COBIT 5 Pada Domain Deliver, Service and Support (DSS)
(Studi Kasus : SIM – BL di Unit CDC PT. Telkom Pusat. Tbk)

Teknologi informasi (TI) telah menjadi unsur penting dalam suatu organisasi dan merupakan investasi yang menjadi salah satu pembuat nilai tambah dan keuntungan kompetitif. TI perlu diatur agar dapat dimanfaatkan dengan baik. Tindakan untuk mengatur TI disebut dengan tata kelola TI. Tata kelola TI yang dijalankan dengan baik dapat membantu organisasi dalam upaya mencapai tujuannya. Unit Community Development Centre (CDC) PT Telkom merupakan salah satu organisasi yang mengimplementasikan tata kelola TI yaitu dengan Sistem Informasi Manajemen Bina Lingkungan (SIM-BL) untuk membantu merealisasikan sasaran dan mencapai tujuan mengenai pengelolaan dan penyaluran dana bantuan sosial perusahaan kepada masyarakat melalui pemanfaatan TI. Tata kelola TI dalam aplikasi SIM-BL memerlukan audit untuk mengevaluasi, menilai kapabilitas, dan menyusun rekomendasi terhadap tata kelola TI-nya karena unit aplikasi SIM-BL pada Unit CDC PT Telkom belum pernah melakukan evaluasi terhadap tata kelola TI tersebut yang telah diterapkan dari sisi kemajuan mencapai tujuan serta nilai tata kelola dan manajemen teknologi informasi. Sehingga sampai saat ini unit CDC PT Telkom belum dapat mengetahui sejauh mana manfaat dan dampak yang diperoleh dari penerapan TI tersebut terhadap progresivitas pencapaian tujuan dikaitkan dengan pengelolaan sistem informasi, apa yang menjadi kekurangan, serta apa tawaran solusinya. Standar audit yang digunakan adalah Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) 5. COBIT 5 merupakan framework yang komprehensif dan bersifat holistik sehingga sesuai dengan SIM-BL yang berskala enterprise dan menjalankan tata kelola TI yang sudah berjalan. Domain COBIT 5 yang dipilih adalah domain Deliver, Service, dan Support (DSS) yang fokus pada penilaian pengiriman dan layanan teknologi informasi serta dukungannya terhadap proses bisnis yang berlangsung termasuk pengelolaan masalah agar keberlanjutan proses bisnis tetap terjaga serta bagaimana mengontrol proses bisnis, mengevaluasi, dan merencanakan secara jangka panjang proses bisnis kedepan. Hasilnya adalah Capability Level yang didapat secara keseluhan pada SIM-BL Unit CDC PT Telkom adalah Level 4, yaitu Predictable Process, dan Level target yang ingin dicapai adalah 5 yaitu Optimizing process, sehingga berdasarkan analisis gap secara garis besar perlu adanya peningkatan Capability Level dari kondisi existing dari sisi peningkatan aktivitas dengan rekomendasinya yaitu memaksimalkan yang sudah berjalan baik dan melakukan inovasi dalam aktivitas untuk mempercepat tercapainya tujuan.

A.  Metodologi Penelitian

Dilakukan wawancara untuk mengetahui sasaran strategis perusahaan yang selanjutnya dilakukan pemetaan enterprise, lalu pemetaan IT Related Goals terhadap Enterprise, lalu pemetaan RACI. Selanjutnya meneliti kondisi existing dengan wawaancara dan kuesioner. Berfikutnya dilakukan analisis capability level,
lalu diketahui gap level, dan dilakukan analisis gap, yang selanjutnya akan dihasilkan rekomendasi.

B.  Implementasi dan Analisis Hasil

1.    DSS01 – Mengelola Operasi
Berdasarkan analisis Gap yang di dapat dengan Level target yang ingin dicapai pada DSS01, maka berikut adalah beberapa rekomendasi yang dapat berikan untuk meningkatkan kualitas Bagian Bina Lingkungan Unit CDC PT Telkom :
1)   Pembangunan kesadaran dan pemahaman untuk menjaga perangkat dan infrastruktur IT kepada staff melalui:
·   Training / pelatihan
·   Imbauan melalui gambar dan tulisan di sudut-sudut ruangan dan ketika log-in computer. Meskipun terdapat kontrak maintenance namun kerusakan membuat hambatan bagi jalannya operasional (minimal hambatannya adalah terdapatnya space waktu produktif yang terbuang).
2)   Diperlukan adanya pengawasan monitoring ruangan secara 24 jam dengan menggunakan kamera CCTV, karena didalam ruangan belum menggunakan monitoring yang memiliki fungsional melihat sudut-sudut ruangan.
3)   Perlu adanya sistem pengawasan piket atau yang bertugas dengan cara memastikan di waktu awal mulai piket, waktu pertengahan piket, serta waktu akhir piket.
4)   Perlu diadakannya rapat evaluasi mingguan untuk membuat evaluasi dan proyeksi mengenai jalannya operation (performansi) yang berikutnya dapat dihasilkan list point evaluasi mingguan dan list point proyeksi seminggu kedepan dalam menjalankan operation IT (seperti : evaluasi pembagian tugas, evaluasi pemrosesan data, dsb).

2.    DSS02 – Mengelola Permintaan Layanan dan Insiden
Berdasarkan analisis Gap yang di dapat dan dengan Level target yang ingin dicapai pada DSS02, maka berikut adalah beberapa rekomendasi yang dapat penulis berikat untuk meningkatkan kualitas Bagian Bina Lingkungan Unit CDC PT Telkom:
1)   Perlu dibuat fungsi Helpdesk dari user (Bina Lingkungan) kepada Manager Sistem Informasi Perencanaan dan Pengendalian (PRANDAL) untuk mengefisiensikan waktu dalam pelaporan insiden
2)   Setiap perubahan terhadap aplikasi didokumentasikan dalam Log Book yang merecord aktivitas sebagai berikut :
-       Change request oleh user
-       Manager pengelolaan sistem informasi CDC melakukan review change request kemudian diteruskan ke ITSS
-       Manager pengelolaan sistem informasi CDC melakukan transport ke production Logbook tersebut digunakan untuk memitigasi resiko perubahan yang tidak terotorisasi, akses yang tidak terotorisasi dan ketidaktersediaan data finansial.
3)   Membuat skema klasifikasi dan prioritas dari permintaan layanan yang diperoleh dari user (Bina Lingkungan) sebelum diteruskan kepada ITSS agar proses perbaikan dan pembaharuan dilakukan berdasarkan urutan prioritas.
4)   Menentukan Level-Level insiden terutama untuk insiden besar dan insiden tentang keamanan yang terjadi dari pelaporan user agar dapat dibuat mitigasi pola pencegahan terhadap potensi insiden yang akan terjadi.

3.    DSS03 – Mengelola Masalah
Berdasarkan analisis Gap yang di dapat dan dengan Level target yang ingin dicapai pada DSS03, maka berikut adalah beberapa rekomendasi yang dapat penulis berikat untuk meningkatkan kualitas Bagian Bina Lingkungan Unit CDC PT Telkom:
1)   Membuat fungsi troubleshooter untuk dapat mengetahui problem yang terjadi secara cepat dan tepat sasaran.
2)   Menentukan permanent fix terhadap akar permasalahan yang telah dianalisis

4.    DSS04 – Mengelola Keberlanjutan
Berdasarkan analisis Gap yang di dapat dan dengan Level target yang ingin dicapai pada DSS04, maka berikut adalah beberapa rekomendasi yang dapat penulis berikat untuk meningkatkan kualitas Bagian Bina Lingkungan Unit CDC PT Telkom:
1)   Bagian Perencanaan dan Pengendalian CDC PT Telkom melakukan monitoring dan memastikan proses backup/restore yang dilakukan oleh ITSS reliability dan availibility data terpenuhi.
2)   Dilakukannya tindak lanjut dari proses monitoring backup/restore tersebut untuk memitigasi resiko data aplikasi keuangan yang hilang karena ketidaklengkapan atau ketidak cukupan backup dan restore.
3)   Rapat budget commitee per 3 bulan dalam mengontrol, mengevaluasi, dan membuat proyeksi kedepan perlu dilaksanakan secara konsisten, agar pelaksanaan dapat selalu dilakukan perbaikan demi target blue print 5 tahun dapat tercapai.
4)   Untuk verifikasi data penerima bantuan yang tidak dalam jumlah besar (missal : dibawah Rp 10.000.000,00) cukup menggunakan Voice Processing Recording (VPR) sehingga langsung terekam data yang dibutuhkan melalui wawancara dan tidak perlu dilakukan survey ke tempat lokasi.
5)   Perlu membuat tim khusus untuk survey lokasi bantuan, khususnya objek penerima bantuan yang jarak lokasinya jauh, agar proporsional dalam pembagian tugas karyawan sehingga tidak ada pekerjaan yang tertunda.
6)   Perlu diadakannya pelatihan mengenai proses bisnis Bina Lingkungan bagi karyawan, diadakan rutin 1 tahun 1 kali, untuk membekali atau meng-upgrade pengetahuan mengenai persoalan sosial dan bina lingkungan, juga menambah kepekaan rasa peduli sosial bagi setiap karyawan.
7)   Perlu menggunakan lembar internal control secara otomatis dari SIM, tidak perlu menggunakan Microsoft Word untuk membuat lembar internal control, sudah langsung otomatiasi dengan SIM.

5.    DSS05 – Mengelola Keamanan Layanan
Berdasarkan analisis Gap yang di dapat dan dengan Level target yang ingin dicapai pada DSS05, maka berikut adalah beberapa rekomendasi yang dapat penulis berikat untuk meningkatkan kualitas Bagian Bina Lingkungan Unit CDC PT Telkom:
1)   Melakukan penetration test secara periodik, yaitu 3 bulan 1 kali
2)   Menentukan otorisasi terhadap devices yang boleh mengakses informasi institusi dan jaringan insitusi, artinya screening terhadap kode device (pencatatan kodefikasi dan pembuatan sistem screening).
3)   Menerapkan enkripsi informasi saat pengiriman berdasarkan klasifikasinya agar informasi tersebut aman.

6.    DSS06 – Mengelola Kontrol Proses Bisnis
Berdasarkan analisis Gap yang di dapat dan dengan Level target yang ingin dicapai pada DSS06, maka berikut adalah beberapa rekomendasi yang dapat penulis berikat untuk meningkatkan kualitas Bagian Bina Lingkungan Unit CDC PT Telkom:
1)   Melakukan inovasi proses bisnis dalam bantuan sosial setiap 2 tahun 1 kali merujuk kepada evaluasi blueprint 1 tahun 1 kali.
2)   Memantau dan mengevaluasi prosedur keamanan untuk melindungi aset informasi.
3)   Membuat kebijakan dalam penentuan peran yang berwenang untuk mengakses aktivitas atau data yang bersifat sensitif, dijelaskan secara rinci dan didokumentasikan.
4)   Membuat kebijakan terhadap pemberian hukuman kepada pegawai yang melakukan pelanggaran – pelanggaran dalam pemantauan kegiatan proses bisnis.
5)   Menyimpan dengan baik atau mengarsipkan data seperti sumber informasi, rekaman transaksi untuk dijadikan bukti dalam pengukuran penilaian keberlangsungan proses bisnis dan dapat sebagai rekomendasi.
6)   Mengidentifikasi jenis – jenis data yang bersifat rahasia, membuat prosedur penyimpanan dan penghapusan yang tepat.

Kesimpulan
Berdasarkan audit yang dilakukan pada Bina Lngkungan SGM CDC PT Telkom dalam studi kasuss. COBIT 5 Domain DSS (Deliver, Service and Support) maka kesimpulan dari tugas akhir ini adalah:
1)   Pada tahap pra audit teah diperoleh proses domain DSS COBIT 5 yang dimana merupakan keseluruhan proses dari domain DSS yang sesuai dengan kondisi tata kelola Bina Lingkungan SGM CDC PT Telkom dan digunakan sebagai ruang lingkup dan digunakan sebagai ruang lingkup dan standar audit yaitu DSS01, DSS02, DSS03, DSS04, DSS05, DSS06.
2)   Dari hasil audit, diketahui ada 1 proses yang mempunyai Level kapabilitas 3 yaitu DSS04, ada 5 proses yang mempunyai Level kapabilitas 4 yaitu DSS01, DSS02, DSS03, DSS05 dan DSS06.
3)   Menurut Level kapabilitas masing-masing proses, ditentukan Level target masing-masing proses yaitu berupa 1 Level di atas Level kapabilitas, yang ditentukan berdasar analisis dan juga persetujuan dengan stakeholder, sehingga didapat Level target untuk DSS01, DSS02, DSS03, DSS05 dan DSS06 adalah Level 5, untuk DSS04 adalah Level.
4)   Level capability keseluruhan yang diperoleh berdasarkan keseluruhan rata-rata adalah 4, yang berarti sebagian besar aktifitas pada domain DSS untuk Bina Lngkungan SGM CDC PT Telkom telah dilakukan, ada standar penerapan dalam melakukan proses tersebut, telah termonitor, terukur, dan telah dilakukan perencanaan prediksi kedepan sudah berjalan dengan baik.
5)   Level target yang ingin dicapai adalah 5 Optimizing process, sehingga rekomendasi yang disusun adalah sebagai berikut :
a.    Memperketat kontrol terhadap proses yang berlangsung untuk mempertahankan proses yang sudah berjalan cukup baik.
b.    Membuat inovasi-inovasi terhadap proses bisnis agar berjalan variatif kea rah yang lebih baik.
6)   Berdasarkan prioritas, maka Domain yang masih tertinggal adalah DSS04 yaitu manage continuity, maka perlu dilaksanakan terlebih dahulu rekomendasinya untuk meningkatkan performansi dalam berlangsungnya bisnis proses.
7)   Meningkatkan dan konsisten dalam mengontrol dan mengevaluasi pencapaian terhadap blue print 5  tahunan, khususnya kontrol dan evaluasi per 3 bulan dan per tahun.


Sumber :
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/files/101873/bab1/analisis-audit-sistem-informasi-berbasis-cobit-5-pada-domain-deliver-service-and-support-dss-studi-kasus-sim-bl-di-unit-cdc-pt-telkom-pusat-tbk-.pdf

https://hhimawan.files.wordpress.com/2010/12/cobit-po1-a12-6702.doc

http://www.kajianpustaka.com/2014/02/pengertian-sejarah-dan-komponen-cobit.html

https://www.scribd.com/document/185589069/pengertian-cobit

http://www.pendidikanmu.com/2015/05/apa-yang-anda-ketahui-tentang-cobit.html

https://samuellasmana.wordpress.com/2015/02/05/pentingnya-it-governance-cobit-pada-perusahaan/

https://www.slideshare.net/MuhamadArdiansyah1/penjelasan-coso-cobit

0 komentar:

Posting Komentar